Tanjung Jabung Timur (Jambi), nusantaranews86.id – Hj. Dillah Hikmah Sari, S.T atau Dillah Hich sudah memulai masa baktinya sebagai Bupati Tanjung Jabung Timur setelah resmi dilantik bersama wakilnya oleh Presiden Prabowo Subiyanto pada Kamis 20 Februari 2024.
Salah satu orang paling bahagia pada moment itu adalah Abdullah Hich, Bupati Tanjab Timur dua periode, ayah Dillah.
Dadanya penuh sesak antara haru dan bahagia. Matanya berbinar melihat sang putri dari tayangan televisi. Sekelebat kenangan masa kecil hingga dewasa sang putri seakan ditayangkan ulang di ingatannya. Bulir air mata tak kuasa ia bendung melihat anak kesayangannya sayup di layar kaca. Ia dan Mardanelly, istrinya, memang tak ikut ke istana negara. Ucap syukur tak henti berkumandang dalam hatinya. Sesekali ia genggam tangan Mardanelly yang juga larut dalam kebahagiaan.
Abdullah Hich sangat yakin putrinya mampu lebih hebat dari dirinya saat memimpin Tanjab Timur 2001-2011 silam. Ia melihat kesungguhan yang kuat dalam diri Dillah. Saat ini ia tak menepis jika sebagian orang mungkin masih meragukan Dillah. Namun ia berkeyakinan keraguan itu akan segera sirna seiring waktu. Apalagi saat pidato pasca pelantikan, Dilla sudah menunjukkan kemandirian dan memberi harapan besar pada kuatnya pemerintahan Tanjabtim di bawah kendalinya. Tegas ia katakan bahwa dia dan Muslimin Tanja siap segera memacu akselerasi seluruh bidang pembangunan terutama peningkatan pelayanan masyarakat.
Saat berbincang usai pidato politik Dillah, Abdullah Hich memastikan bahwa putrinya cukup mandiri dan tahan terhadap pengaruh manapun. Ia menggambarkan bahwa Dillah sejak kecil punya watak berpendirian dan cermat dalam bersikap. “Walau perempuan Dillah itu punya sifat kepemimpinan. Dia tak suka diintervensi, tetapi dia orang yang mau mendengar. Sebab itu kami sebagai orangtua selalu mengingatkan agar dia belajar sendiri dan tidak boleh terpengaruh dengan pendapat orang lain termasuk kami orangtuanya, menerima masukan boleh saja tetapi keputusan harus atas dasar keyakinan sendiri,”kata Abdullah Hich mengisahkan sekilas tentang putri keduanya itu.
Abdullah Hich akan membiarkan putrinya bekerja sesuai apa yang menjadi arah kebijakan dan visi misinya. Soliditas tim sebagaimana harapan yang disampaikan Dillah dalam pidato politiknya menurut Abdullah Hich memang tak bisa ditawar. Terlebih tantangan yang dihadapi Dillah – Muslimin jauh berbeda dengan tantangan yang dihadapi masa Abdullah Hich dahulu.
“Dulu tantangannya bagaimana membuka isolasi daerah ini sembari mempersiapkan sarana prasarana yang menjangkau seluruh masyarakat, tetapi sekarang tantangannya jauh lebih berat karena kini muncul tantangan – tantangan baru yang sebagiannya masih beririsan dengan tantangan terdahulu. Persoalan saat ini semakin kompleks, soal ekonomi, tatanan sosial, isu lingkungan, isu digital, termasuk amanat mendukung asta cita Presiden yang diwarnai isu efisiensi anggaran yang mau tidak mau ikut berdampak pada penyesuaian strategi mewujudkan visi misi janji kampanye Dillah – Muslimin,” terang Hich.
Menyikapi kompleksitas tantangan yang dihadapi Dillah – Muslimin, Abdullah Hich berharap strategi kepemimpinan dan pembangunan yang akan dijalankan betul – betul mampu menjawab secara rinci setiap detil masalah yang dihadapi. “Strategi membangun itu penting sekali, anggaran terbatas makanya butuh kepiawaian terutama dalam menempatkan skala prioritas yang tepat. Dan ingat, sebagai pemimpin kadang – kadang kita harus mengambil keputusan yang tidak populis demi mengedepankan pembangunan yang pro rakyat,’’pesan Abdullah Hich.
Abdullah Hich adalah Bupati defentif pertama yang terpilih melalui pemilihan oleh anggota DPRD Tankabtim pada 2001 silam. Ia kembali terpilih saat pilkada langsung pertama kali dilaksanakan di Tanjab Timur pada 2005. Selama memimpin Tanjab Timur Abdullah Hich dikenal sebagai Bupati yang sukses memimpin pembangunan. Gaya kepemimpinannya dianggap komplit karena menggabungkan kemampuan sebagai politisi dan kepiawaiannya sebagai birokrat tulen.
Kini Dillah dituntut mampu melampaui capaian Adbullah Hich. Bersamaan dengan itu Dillah juga dituntut melepas bayang – bayang sang ayah yang seakan menjadi stigma pada setiap geraknya. Mampukah ia menjawab tuntutan itu? Kita nantikan gebrakan sang Srikandi bagaimana strateginya mewujudkan slogan MERATA dengan 18 program unggulan sebagaimana ia tawarkan pada masa kampanye lalu.