Kronologi Dan Langkah Syahbandar Kendawangan Atas Tenggelamnya Tongkang Pengangkut Sawit

Ketapang, Nusantaranews86.id – Akibat cuaca buruk sebuah tongkang bermuatan buah kelapa sawit tenggelam di Perairan Bagan Belanda Kecamatan Kendawangan Kabupaten Ketapang, Rabu 20 November 2024 siang.

Informasi yang berhasil dihimpun, tongkang naas itu bernama Niaga 1. Ketika tenggelam, tongkang bermuatan ratusan ton ini sedang berlayar dan ditarik 2 (dua) tugboat KM Setia Jaya dan KM Sinar Utara.

Bacaan Lainnya

Tongkang milik  Koperasi Bawal Mandiri ini dalam perjalanan dari Pulau Bawal menuju Bengkuang yang rencananya akan berlanjut ke pabrik kelapa sawit (PKS) Wilayah 7, Kendawangan.

Untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak. Tiba-tiba, ditengah perjalanan angkutan air itu menghadapi cuaca yang tidak bersahabat.

Hujan deras dan angin kencang menghajar mereka, sehingga, tongkang miring ke kiri dan akhirnya tongkang terbalik bersama ratusan ton buah sawit.

Pihak otoritas Kesyahbandaran Kendawangan ketika dikonfirmasi membenarkan atas kejadian ini. Insiden kecelakaan terjadi sekitar pukul 12.30 Wib atau dua setengah jam sejak bertolak dari tempat asal (Pulau Bawal).

“Benar pak, kecelakaan ini ketika dalam perjalanan dari Pulau Bawal menuju ke Bengkuang yang rencananya akan dibawa ke Pabrik kelapa sawit (PKS) Wilayah 7, Kendawangan. Kecelakaan tersebut akibat cuaca buruk, hujan lebat dan angin kencang,” terang Petugas Syahbandar Kendawangan Hismunda kepada wartawan, Sabtu (23/11/24).

“Syukurlah, akibat insiden tidak ada korban jiwa dan saya telah memanggil ke dua kapten tugboat bersama pengurus tongkang (Sdr Rani) untuk mendapatkan keterangan”

“Berikutnya, Syahbandar Kendawangan  mengambil langkah memberi pertolongan dengan mengevakuasi TK Niaga 1 serta membantu menimbulkan buah sawit yang tenggelam, dimana pengerjaannya masih berlangsung hingga saat ini,” tambahnya menjelaskan

Sosok yang lebih akrab di sapa Haji Anda ini menyebutkan, menimbulkan buah sawit  yang termuat dalam bak-bak truk harus menggunakan alat yang bernama ploting kren. Hanya saja diakui, pihak Syahbandar tidak mempunyai alat tersebut.

Atas pemikiran dan perintahnya, akhirnya alat tersebut (ploting kren) berhasil di dapat dengan cara menyewa melalui pihak ketiga. Sehingga upaya penimbulan bak-bak truk beserta buah sawit dapat dilaksanakan.

“Untuk mengevakuasi tongkang atau kapal tidak mudah dibandingkan dengan kapal nelayan tenggelam. Kita harus memperhatikan keamanan dan keselamatan pekerja. Kita juga harus memperhatikan faktor cuaca saat evakuasi”

“Insya Allah, jika hari ini cuaca baik, giat evakuasi kita lanjutkan kembali,” ungkapnya

Sejak terjadinya musibah kata Haji Anda, pihak Syahbandar telah melakukan pemeriksaan atas TK Niaga 1 dan dua tugboat. Dari pemeriksaan yang ada katanya, sarana laut (tugboat) itu diketahui dan seharusnya digunakan untuk perairan Danau Sungai (Pedalaman) bukan melintasi jalur laut.

Setiap sarana angkutan seperti ini ada konsekuensinya dan pihak kapal tidak menggunakan jasa agen pelayaran. Kalaupun pihak kapal ingin mengurus surat-surat terkait tentunya  agen tidak akan melayani dan menolak. Pihak agen takut dipersalahkan  karena sarana dimaksud bukan sarana angkutan (kapal) laut.

Sementara terkait sebuah Tongkang layak atau tidak layak, disebutkan, itu bukan ranahnya Syahbandar, gawai tersebut merupakan wewenang Dinas Terkait. Meski demikian kata Haji Anda, selama ini Syahbandar sebatas berperan membantu sebagai pengawas (mengawasi).

Melalui media ini Haji Anda berpesan, agar pengusaha dan pemilik kapal sebelum berlayar untuk melengkapi dan mengurus semua surat-surat terkait pelayaran.

“Lengkapi surat, sehingga tidak terbentur dengan hukum dan aturan yang ada,” pungkasnya.

Pos terkait