Tim KK Literasi Budaya Visual ITB Beri Latihan Kepada Pengrajin Sungai Bakau

Ketapang, Nusantaranews86.id – Tim KK (Kelompok Keahlian) Literasi Budaya Visual ITB bersama para pakar memberikan program pengabdian masyarakat untuk mengembangkan kualitas dan kreativitas para perajin dalam memproduksi anyaman pandan.

Latihan dan pembinaan itu di berikan kepada Pengrajin Desa Sungai Bakau Kecamatan Matan Hilir Selatan, Kabupaten Ketapang-Kalbar, pada 25 Juni 2024 lalu.

Bacaan Lainnya

Tim KK memandang kerajian anyaman yang dilakukan sehari-hari oleh masyarakat Sungai Bakau sangat melekat dengan budaya dan Indentitas. Dasar itulah Tim memilih pengrajin Sungai Bakau menjadi salah satu di Indonesia untuk diberikan pembinaan.

Tim KK melihat daun pandan yang saat ini tumbuh liar, telah berhasil dimanfaatkan menjadi produk anyaman, seperti membuat tikar, tempat bumbu dapur, dan beberapa produk anyaman sederhana lainnya.

Sementara produksi kelompok perajin anyaman pandan masih terbatas, padahal produk kerajinan tersebut memiliki potensi menjadi komoditas ekspor.

Hal ini sangat disayangkan, apalagi Anyaman Pandan merupakan ciri khas budaya Sungai Bakau namun belum dimaksimalkan

Untuk mengatasi masalah ini, tim Kelompok Keilmuan Literasi Budaya Visual ITB bersama LPPM ITB, Rumah BUMN, dan PT Pegadaian (Persero) sebagai mitra memberikan pelatihan melalui program pengabdian masyarakat untuk membantu para perajin.

Ketua Progam Pengabdian Masyarakat Dr. Tri Sulistyaningtyas, M.Hum menyebutkan guna meningkatkan kualitas yang mampu bersaing di pangsa pasar, para pengrajin membutuhkan kreativitas dan keterampilan.

“Ya, ibu-ibu pengrajin harus kreatif dan mempunyai ketrampilan yang lebih mumpuni,” kata Tri dihadapan pengrajin, Selasa (25/06/24).

Dijelaskan Tri, Program pewarnaan dan teknik menjahit merupakan materi yang akan diberikan dalam pelatihan dan menteri tersebut katanya, merupakan upaya Tim KK Literasi Budaya Visual untuk memenuhi permintaan para perajin setelah melakukan pendampingan sejak 2021.

Pada pelatihan itu dijelaskan, para perajin akan mendapat materi lainnya seperti mengenai variasi desain anyaman, teknik mewarnai dan materi lainnya, namun tidak terlepas dari nilai kultural dan nilai identitas kelompok perajin Anyaman Pandan Ketapang itu sendiri.

“Tidak sebatas produk penjualan saja, tetapi pengembangan variasi desain menjadi penting, sebab kerajinan merupakan artefak budaya yang perlu dipertahankan,” imbuh Tri.

Pada sesi praktek, Pengrajin Sungai Bakau dilatih oleh para pakar yang ditunjuk oleh Tim KK Literasi Budaya Visual ITB, dan semua itu di pfaktekan langsung oleh pengrajin.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *