Tembak Warga Hingga Tewas, Abdul Sani : Kepolisian Segera Bentuk  Tim Independen

Ketapang, Nusantaranews86.id – Seorang oknum polisi diduga melakukan penembakan kepada seorang warga Dusun Sebuak Desa Nanga Tayap Kecamatan Nanga Tayap Kabupaten Ketapang-Kalbar, Hari Kamis 07 April 2023, pukul 15.30 wiba.

Pelaku Penembakan tersebut adalah Briptu Agus Rahmadian  personil Bhabinkamtibmas Desa Nanga Tayap, sedangkan korban bernama Agustino (40th). Korban ditembak oleh pelaku di teras rumah dihadapan istri dan dua anak korban.

Bacaan Lainnya

Dikabarkan, kejadian ini bermula pelaku Briptu Agus Rahmadian bersama temanya Briptu Suhendri mendapat laporan dari seorang pengusaha bernama Akiang, terkait satu unit eksavator miliknya ditahan oleh korban.

Atas laporan itu, lalu ke dua polisi dari Polsek Nanga Tayap itu mendatangi rumah korban dengan maksud membantu menyelesaikan permasalahan dan meminta korban mengembalikan alat berat tersebut. Namun upaya itu gagal bahkan menimbulkan penembakan.

Terkait hal itu, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Ketapang, Abdul Sani menyayangkan hal itu terjadi. Bagi dia siapapun yang memulai, apakah  warga terlebih dahulu menyerang atau sebaliknya dapat melahirkan Citra dan preseden buruk terhadap negeri ini ke depannya.

Sani berharap pihak Kepolisian dapat menurunkan tim independen dalam mengusut kasus tersebut.

“Kita mendukung langkah Kapolda menurunkan tim independen dalam menungkap kejadian ini,” katanya, Minggu (09/04/2023).

Sani menilai kalau penanganan terhadap kejadian harus dibuka secara transparan ke publik sebagai ikhtiar kepolisian atau polri dalam memulikan nama institusi di tengah maraknya kejadian-kejadian yang viral dalam kurun waktu terakhir.

“Tentu Polri tidak boleh dibiarkan terpuruk, masyarakat masih percaya sehingga polisi harus transparan dalam penanganan kasus seperti ini,” nilainya.

Untuk itu, dia meminta agar semua pihak terkait dalam kasus ini dapat dilakukan pemeriksaan secara intensif agar persoalan bisa menemukan titik terang, apalagi dia menilai oknum kepolisian yang menjadi korban penyerangan harusnya tidak melakukan mediasi dengan mendatangi rumah warga melainkan melakukan pemanggilan secara resmi terhadap yang bersangkutan guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti ini.

“Kalau seperti ini ada kesan oknum polisi jadi alat oleh pengusaha Akiang, ini harus dihindari supaya tidak terbentuk opini negatif di masyarakat,” ungkap Sani.

“Jadi kita minta Akiang ini juga harus dipanggil dan diperiksa, biar jelas bagaimana alur kejadiannya, apakah dia membuat laporan resmi atau cuma menghubungi secara pribadi, bahkan jika memang terbukti bersalah maka silahkan untuk diproses hukum sesuai aturan yang berlaku,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *