Tanjung Jabung Timur, – Sigma Indonesia hari ini Jumat (28/7) merilis hasil survey kandidat Gubernur Jambi 2024. Hasilnya cukup mengejutkan. Romi Hariyanto membayangi bacagub incumbent Alharis.
Romi berada di posisi kedua dengan elektabilitas 15,0 persen. Sedangkan Alharis 23,6 persen. Terpaut 8,6 persen.
Menariknya, raihan elektabilitas Romi itu hanya bermodal popularitas 56,60 persen. Sedangkan Alharis popularitasnya sudah nyaris maksimal di angka 93,1 persen. Melihat angka – angka itu jelas Alharis sebagai incumbent patut ketar – ketir. “Dengan popularitas yang baru setengah tapi Romi sudah mampu menempel elektabilitas Alharis. Jelas ini warning keras buat Alharis sebagai incumbent,” kata Wahyudi Almaroky pemerhati politik dan pemerintahan dari Pamong Institute.
Dikatakan Wahyudi, Alharis yang lebih tinggi popularitasnya namun bisa dipepet Romi soal elektabilitas, itu bisa didefinisikan banyak hal. Boleh jadi ada faktor kepuasan publik yang menurun atau bisa pula karena faktor – faktor parsial seperti isu krusial yang mendowngrade elektabilitas gubernur. Misanya saja soal batubara, RTH atau yang teranyar soal kebijakan anggaran. “Boleh jadi isu – isu itu berpengaruh. Sayangnya memang di rillis tersebut tidak menjelaskan soal faktor – faktor yang melemahkan Alharis, tetapi apapun faktornya, posisi 23 persen itu posisi gawat bagi seorang incumbent,”kata peneliti senior ilmu pemerintahan itu.
Sebagai kandidat yang punya kemewahan fasilitas untuk mengupgrade elektabilitas, semestinya ini jadi bahan evaluasi pada tim Alharis. Publik tahu persis bahwa instrumen seorang penantang dan incumbent itu ibarat langit dan bumi. “Tapi ternyata hasilnya begitu dekat dengan ambang margin error, tentu ada yang salah dengan pembangunan citra incumbent selama ini,”lanjut Wahyudi.
Pada prinsipnya Wahyudi mahfum bahwa dinamika dalam pertarungan yang sebetulnya belum terjadi itu lebih menguntungkan Romi. Pasalnya, selain upaya tim nya menaikkan elektabilitas. Romi juga kecipratan bonus larinya sejumlah pemilih yang mungkin dikecewakan incumbent. “Secara psikologis beban yang ditantang jelas lebih berat ketimbang penantang,”ucapnya.
Apalagi, lanjutnya, pergerakan Romi yang kurang lebih baru setahun masih terbilang serabutan. “Yang terlihat pergerakan Romi kan belum terorganisir dengan baik. Garapannya masih simpul – simpul. Belum masif di grassroots. Itu artinya peluang mendongkrak elektabilitas masih sangat besar tergantung kepiawaian tim nya,” sebut mantan ASN itu.
Jika trend pergerakan popularitas dan elektabilitas itu bisa dikelola dengan konsisten bahkan digeber, Wahyudi meyakini Romi bisa mengalahkan Alharis di pilgub Jambi November 2024. “Tergantung tim nya memaksimalkan pergerakan itu. Soal waktu rasanya masih cukuplah, ”ucapnya.
Meski di atas angin, Wahyudi mengingatkan bahwa pertarungan pilgub Jambi kali ini akan juga tergantung pada hasil pileg dan Pilpres Februari nanti. Parpol akan memainkan perannya jauh lebih keras daripada pilgub 2020 silam,”. Hal itu lantaran parpol baru ‘perang besar’ tentu faktor suplement akan jadi perhatian lebih. “Nah di ruang ini Romi maupun Alharis harus berhati – hati jangan sampai apa yang dialami Fasya di pilgub lalu juga meninpa mereka,”beber Wahyudi.
Survey Sigma Indonesia sendiri dilakukan di seluruh kabupaten dan kota dalam Provinsi Jambi dengan 1.200 responden yang mewakili populasi 2,4 juta pemilih. Dengan margin of error 2,9 persen serta tingkat kepercayaan 95 persen.
Direktur Operasional SIGMA Indonesia, Agung Hidayat menjelaskan bahwa survey dilakukan di 120 desa/kelurahan dan 100 Kecamatan, dimana dipilih 5 RT secara random di setiap desa. “Untuk masing-masing RT dipilih 2 responden secara random yakni laki-laki dan perempuan dengan margin of eror 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen,” jelas Agung di D’Pathi Caffe, Jumat (28/7/2023).
Dari hasil survei popularitas kandidat, dijelaskannya Al Haris menempati posisi teratas dengan 93,1 persen, Cek Endra 73,4 persen, Ratu Munawaroh 70, 8 persen, Sy Fasha 68,7 persen, Abdullah Sani 62,2 persen dan Romi Hariyanto 56 persen.
Kemudian, Edi Purwanto 38,9 persen , Mashuri 27,9 persen, Adirozal 18,3 persen, Asafri Jaya Bakri 18,2 persen, Fadhil Arif 18,1 persen, Sukandar 17,7 persen, Safrial 16,3 persen dan Syafril Nursal 12,2 persen.
Mengenai elektabilitas, dikatakan Agung ada dua bagian yakni elektabilitas terbuka dan elektabilitas tertutup. Dimana untuk elektabilitas trlerbuka Al Haris menempati posisi teratas dengan 16 persen disusul Romi Hariyanto 10, 4 persen dan Sy Fasha 7,8 persen.
“Lalu Cek Endra 6,1 persen, Mashuri 5,8 persen, Safrial 3,1 persen, Ratu Munawaroh 3,1 persen, HBA 2,5 persen, Abdullah Sani 2,5 persen, Adirozal 1,4 persen, Sukandar 1,3 persen dan Edi Purwanto 1,3 persen,” uajrnya.
Untuk elektabilitas tertutup, Al Haris kembali menempati posisi teratas dengan 23,6 persen, disusul Romi Hariyanto 15 persen, Sy Fasha 13,5 persen, Cek Endra 10,4 persen, Mashuri 5,8 persen dan Ratu Munawaroh 4,8 persen.
Adapun yang menempati popularitas dan elektabilitas tiga kandidat teratas, yakni Gubernur Jambi, Al Haris dengan popularitas 91,3 persen dengam elektabilitas 23,6 persen.
Kemudian Bupati Tanjung Jabung Timur, Romi Hariyanto yang meraih popularitas 56,60 persen dengan elektabilitas 15 persen, jarak popularitas dan elektabilitas 41,60 persen.
“Peluang meningkatkan elektabilitas masih banyak ruang, dengan catatan mampu meninkatkan popularitas sampai diatas 90 persen,” kata Agung.
Menyikapi rillis survey Sigma Indonesia, juru bicara Romi Hariyanto, Bram Apriyanto mengaku surprise. Bram menduga elektabilitas Romi di kisaran 9-10 persen. “Ternyata hasilnya mengejutkan kita. Dengan pergerakan yang boleh dibilang jauh dari maksimal ternyata Bang Romi bisa memepet incumbent. Itu artinya warga Jambi wellcome terhadap sosok ini. Ini harapan baru masa depan Jambi, ”kata Bram singkat.