Jawa Timur, Nusantaranews86.id – Dispen Kormar (Pantai Baruna Malang Selatan). Marinir… Auuah… Auuah…Auuah..Yes.
Raungan dan sorot mata yang tajam ratusan prajurit Bintara Remaja Korps Marinir TNI AL bersama gemuruh ombak memecah keheningan saat senja mulai datang setelah sandang baret ungu kebanggaan prajurit petarung Marinir.
Pembaretan prajurit Bintara Remaja Angkatan XLI / I Korps Marinir oleh Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjen TNI (Mar) Widodo Dwi Purwanto di Pantai Baruna, Dusun Sumber Pucung, Desa Tulungrejo, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (21/04/2022).
Upacara tradisi pembaretan ini, bukanlah sekedar rangkaian seremonial semata, merupakan wujud nyata implementasi pembinaan tradisi kultural dengan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dalam bentuk pembinaan karakter, penanaman rasa kebanggaan dan kehormatan diri serta kecintaan kepada korps dengan demikian, pembinaan personel merupakan salah satu pembuktian bahwa angkatan laut sangat serius dalam membangun kekuatan Matra Laut menjadi lebih professional, modern dan tangguh selaras dengan tujuan dan penekanan Kasal Laksamana TNI Angkatan Laut Yudo Margono, ungkap Dankormar.
Selama12 bulan ditempa di Kawah Candradimuka, Pendidikan Dasar Militer (Diksarmil) dan pendidikan kejuruan Korps Marinir para prajurit Bintara Remaja ini di bekali dengan materi latihan menembak kualifikasi, tahap Pendidikan Komando (Dikko) di hutan Selogiri, selain itu juga mengikuti latek KSIT, latek opsfib dan kursus pemantapan di Puslatpurmar 3 Grati Komando Latih Korps Marinir (Kolatmar) selama satu bulan yang semakin melengkapi bekal ilmu kemiliteran dan profesionalisme sebagai pasukan pendarat Korps Marinir.
Penyematan baret ungu ini sebagai pertanda bahwa telah lahir prajurit-prajurit petarung Korps Marinir yang siap untuk terjun di berbagai medan tugas, secara resmi menjadi bagian keluarga besar Korps Marinir dan sekaligus menjadi momentum penting sebagai langkah awal dalam menapaki perjalanan karier sebagai prajurit petarung Korps Marinir dalam pengabdian kepada bangsa dan negara.
Pemakaian baret ungu Korps Marinir tidak hanya sebagai simbol identitas diri, namun mengamanahkan tuntutan untuk selalu menjaga kehormatan dan kebanggaan Korps dalam tugas dan pengabdian sebagai garda terdepan bangsa dalam menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah dan melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.
Dengan demikian, konsekuensi menjadi seorang prajurit Korps Marinir menuntut tanggung jawab untuk berperilaku dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai luhur tuntunan prajurit Korps Marinir sebagai landasan moral dalam setiap penugasan. Oleh karena itu, jaga dan pelihara kemampuan dan keterampilan sebagai “Prajurit-prajurit Petarung yang profesional, religius, humanis dan handal disegala medan operasi, memiliki karakter, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur kebenaran dan kejujuran, serta rela untuk berkorban demi kepentingan bangsa dan negara, tambahnya.
Bersamaan itu pula para tamu undangan berkesempatan menyematkan baret ungu.
Diakhir acara Dankormar memerintahkan balik kanan untuk melihat ombak dilaut kepada Bintara Remaja, “100 meter didepan kalian adalah pantai pendaratan, disanalah awal kehidupan kalian sebagai pasukan pendarat”. Pungkas orang nomor satu di Korps Marinir.
Turut hadir pada acara tersebut Danpasmar 2, Ir Kormar, Koorsahli Dankormar, Kadisminpers Kormar, Kakuwil Kormar, Dankolatmar, Para Asisten Danpasmar 2, Para Dankolak Pasmar2, Para Dansatlak Kolak Pasmar 2, serta segenap keluarga Bintara Remaja.
Penulis JM