Sambas Kalimantan Barat, Nusantaranews86.id – Program READSI merupakan salah satu program Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian yang mendukung terwujudnya visi pembangunan pertanian yaitu tercapainya kedaulatan pangan dan meningkatnya kesejahteraan petani.
Namun Progam Readsi di Kabupaten Sambas dengan dana miliaran rupiah, terindikasi belum efektif kepada Kelompok Tani penerima manfaat, pasalnya program tersebut masih banyak kendala di lapangan berpotensi adanya penyimpangan dan tidak menjalankan rencana tahunan untuk penggunaan dana hibah .
Selanjutnya, awak media konfirmasi Urai Joni selaku Seketaris Dinas Pertanian Kabupaten Sambas terkait anggaran untuk Program READSI selama 5 tahun, karena pernah di Program READSI Tahun Pertama 2019 mengatakan ,”Maaf saya sudah tidak Ingat totalnya berapa memang saya pernah di Progam Readsi tahun 2019, tahun pertama,” kata Urai Joni .
Awak Media konfirmasi Mubarak selaku Kepala Bidang (Kabid) Penyuluhan mengatakan .”Program READSI di Kabupaten Sambas Kalimantan Barat ada 3 kecamatan, 20 desa 140 kelompok dan saya orang ketiga untuk program READSI masuk pada tahun 2021. Untuk kendalanya banyak, kendala lapangan, kendala anggaran. Ini kan hibah artinya kita dulu yang belanja kita distribusikan SPJ baru tagih ke pusat ,untuk program READSI di awal tahun memang ada pengadaan kendaraan tapi hanya untuk tahun pertama “,ujarnya
Script Keterangan Kepala Desa Teluk Kembang
Salah satu desa penerima Program READSI Desa Teluk Kembang Kecamatan Teluk Keramat Kabupaten Sambas . Badar selaku Kepala Desa/Kades mengatakan ,”Bantuan baru Saprodi , Alsintan dan insfratruktur belum jalan dan harapan saya ke depannya program READSI ini harus betul-betul menyentuh kebutuhan petani dalam bentuk usulan dan bantuan tersebut ,
Harus punya kwalitas yang bisa diandalkan oleh petani baik itu bentuk apapun tidak asal-asalan .
Bagi petani yang belum masuk Progam Readsi supaya ke depannya bisa diikutsertakan ,
“Harapan saya untuk dinas paling tidak selama program masuk di desa untuk bisa bertatap muka dengan para petani tidak cukup mengandalkan PPL, pendamping Jak,” kata Badar .
Hal senada disampaikan Kelompok Tani Desa Teluk Kembang ,yang minta indetitasnya dirahasiakan mengatakan .
“Pada Tahun 2018 namanya READ , namun pada Tahun 2019 dilanjutkan menjadi READSI . Terkait bantuan Tahun lalu untuk Kelompok Tani saya hanya terpal sama tangga selama Program READSI ,tahun ini katanya ada Alat mesin pertanian (Alsintan) Mesin Rumput dan Suprayer tapi itu pun belum pasti juga .Kadang kadang lain yang kita pinta lain yang datang ,sebenarnya kemauan kami sebelum bantuan tangga sama terpal datang .Kami maunya bibit sama pupuk tapi yang datang tangga sama terpal ,apa yang mau dipanjat pakai tangga kebun ladanya sudah mati , Ujar nya .
Script Analisis Hukum Lembaga TINDAK .
Yayat Darmawi,SE,SH,MH Koordinator Lembaga TINDAK Mengatakan ketika di Mintai Analisanya terkait Dengan Dinas Pertanian Kabupaten Sambas Yang diDuga diSimpangkan oleh Oknum Via WhatsApp Yayat Menjelaskan Bahwa Ujung Tombak Kesejahteraan Masyarakat di Wilayah Agraris ( Pertanian ) Berada di Sektor Pertanian yang diakomudir oleh Pemerintah Melalui Anggaran Yang Melekat di Dinas Pertanian.
Kegagalan Petani dalam mewujudkan Kualitas dan Kuantitas Hasilnya tergantung pada Keberpihakan Pemerintah di Sektor Pertanian, Jadi kalau Petani gagal dari Hasil Kerjanya maka dalam hal ini Mestilah di Cross Chek di Program Dinas Pertaniannya apakah dijalankan atau tidak program tersebut, hal ini tolok Ukur, kata yayat.
Kecurigaan dan Dugaan dari Kelompok yang Melihat Adanya Penyimpangan di Dinas Pertanian Kabupaten Sambas terkait gagalnya Program yang Menjadi Hak Petani Mesti dan Harus di Telusuri Oleh Pihak Tipikor dan harus di Tindak secara Tegas Pelakunya, Pinta Yayat .
Jurnalis : EVI ZULKIPLI .