Nursiri, Hakikat Qurban Adalah Menyembelih Sifat Hewan Pada Manusia Dan Apresiasinya Terhadap Panitia Qurban

Ketapang, Nusantaranews86.id – Rebutan daging hewan qurban di Kota Ketapang, dapat dikatakan tidak pernah terjadi. Prilaku terpuji itu pun mendapat pujian dari sejumlah kalangan.

Lemahnya perekonomian dan harapan warga Ketapang mendapat pembagian daging qurban setiap menjelang Hari Raya Idul Adha, tidak membuat mereka memaksakan kehendak, berebutan daging apalagi murka. Mereka sangat menyadari semua itu rejeki dari Allah SWT yang disalurkan dari tangan-tangan para dermawan.

Bacaan Lainnya

Politikus Partai Demokrat Ketapang, Nursiri, mengatakan Hakikat Qurban tidak semata memotong hewan dan membagikan daging qurban, namun lebih dari itu. Menurutnya, hakikat qurban itu sebenarnya adalah menyembelih sifat-sifat hewan yang berada pada manusia itu sendiri.

“Hakikat Qurban adalah menyembelih sifat kebinatangan yang ada pada kita,” kata Nursiri, Selasa, (18/06/24).

“Meski demikian, qurban dapat dijadikan momentum dalam menumbuhkan jiwa kemanusiaan dan sifat kebersamaan sesama makhluk Tuhan untuk berbagi,” tambahnya.

Dewan terpilih pada Pileg 2024 ini menyebutkan, banyak hal yang dapat menjadi indikator sehingga pembagian hewan qurban di Ketapang berjalan aman, tertib, lancar dan tanpa gejolak.

Pertama katanya, kemampuan panitia qurban setiap tempat pada saat membagikan hewan qurban dilakuka secara arif, adil dan bijaksana.

Panitia qurban dipandang Nursiri mampu mendata dan menyesuaikan jumlah hewan qurban dengan para mustahik atau mereka yang memenuhi syarat sesuai landasan islam sebagai penerima daging qurban.

Dalam menjalankan tugas, panitia mampu bekerja dan membangun kerja sama dengan Ketua RT dan tokoh masyarakat sehingga para mustahik yang tidak terpantau oleh panitia qurban dapat diketahui lewat informasi tokoh masyarakat maupun ketua RT tersebut.

“Mereka dibagikan kupon sesuai ajuan RT, dan secara strategi dan administrasi, ini prilaku kerja yang benar dan patut dipertahankan,” ucap Nursiri.

Indikator ke dua, jumlah hewan qurban pada Hari Raya Idul Adha dari tahun ke tahun dipandang Nursiri selalu bertambah jumlahnya. Ini menunjukan kesadaran umat atau warga Ketapang semakin meningkat keimanannya.

Indikator ke tiga disebutkan, adalah banyaknya warga non muslim di Ketapang setiap Idul Adha ikut ambil bagian dan berpartisipasi memberi sumbangan hewan qurban. Tentunya sifat kepedulian sosial itu perlu mendapat apresiasi dan dukungan penuh.

“Tidak sebatas itu, saya juga melihat warga non muslim selalu menjadikan momen Hari Raya Qurban untuk melakukan perbuatan baik lainnya. Mereka bersedekah membagikan sembako kepada warga yang kurang mampu. Sangat terpuji sekali,” tutur Nursiri.

“Tentunya ada indikator-indikator lain sehingga pembagian hewan qurban di Ketapang berjalan baik, tertib tanpa gejolak. Semua itu harus kita pertahankan sehingga tidak terjadi seperti di daerah lain yang sering kita dengar selama ini,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *