Ketapang, Nusantaranews86.id – M Febriadi, S.Sos, M.Si didaulat dan resmi menakhodai Majelis Adat Budaya Mulayu (MABM) Kabupaten Ketapang melalui Musyawarah Khusus PAW (Penggantian Antar Waktu), di Aula Masjid Al-Ikhlas Ketapang, Sabtu (25/05/24) siang.
Pendaulatan M Febriadi ini setelah seluruh pengurus DPC MABM Kabupaten menyatakan sikap dan satu suara secara aklamasi pada Musyawarah tersebut untuk memimpin MABM Ketapang, setelah organisasi ini mengalami kekosongan kepemimpinan dimana ketua sebelum (Rustami Adnan) meninggal dunia.
Pada sesi penobatan, M Febriadi dilantik langsung oleh Sekretaris MABM Kalbar Drs AR Muzammil, M.Si dengan simbol penyerahan bendera organisasi kepadanya.
Selain Ketua terpilih dan Sekretaris MABM Kalbar acara pelantikan tersebut dihadiri Pemangku Adat, Penasehat dan Pengurus DPD MABM Ketapang, sejumlah Organisasi Melayu yang berkedudukan di Ketapang, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan para undangan lainnya.
Seperti kisah tempo dulu, pelantikan dan penobatan itu, peserta yang hadit menggunakan pakaian khas melayu beserta aksesoris. Acara berjalan lancar, tertib serta penuh hikmat dan penuh kekeluargaaan. Sekali-kali terdengar suara dari peserta menyebut nama M Febriadi sebagai support dan mendukung penuh sang Ketua yang diiringan tepuk tangan peserta.
Sekretariat MABM Kalbar AR Muzammil pada kesempatan itu mengucapkan selamat kepada ketua terpilih M Febriadi atas terpilihnya sebagai PAW Ketua MABM Ketapang periode tahun 2021-2026.
Muzammil Berharap Ketua terpilih nantinya ketika menjalankan roda organisasi dapat memainkan peranan sesuai AD dan ART. Program yang telah ada dipandang baik dan benar pada kepengurusan sebelumnnya kata dia, dapat kiranya dilanjutkan, tentunya tetap kreatif menghadirkan program baru yang dapat membawa kemajuan organisasi.
“Selamat saya ucapkan kepada ketua terpilih. Saya berdoa semoga bapak Febriadi amanah dan MABM dibawah kepemimpinan Bapak Febriadi bisa bermanfaat bagi orang banyak,” imbuhnya.
Sementara M Febriadi dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepadanya untuk menakhodai MABM Ketapang.
Dia menyebutkan, kepercayaan itu setelah 17 pengurus DPC MABM Ketapang yang hadir dari 19 kepengurusan yang ada, secara aklamasi memilih dia.
Febri menginformasikan saat ini sedang dibentuk satu lagi Pengurusan MABM di Kecamatan, sehingga melengkapi (menjadi) 20 pengurus di Kabupaten Ketapang.
Guna menjalankan organisasi secara maksimal katanya, tidak bisa dilakukan secara sendiri. Organisasi akan menjadi baik dan besar perlu keterlibatan banyak orang terutama pengurus yang ada. Sebagai organisasi Melayu yang terbesar di Kabupaten Ketapang, dia berharap organisasi melayu lainya dapat bersinergi dengan MABM.
Febriadi yang Ketua DPRD Ketapang itu juga menyebutkan sejumlah keberhasilan MABM dibawah kepemimpinan ketua sebelumnya. Untuk itu dia berjanji akan melanjutkan program yang ada dengan menghadirkan program konstruktif dan edukasi kedepannya.
Terkait rumah adat melayu, Febri juga menjelaskan bahwa akan segera di bangun, yang mana katanya, pembangunan itu akan dilaksanakan di seputar Jalan Lingkar Kota Ketapang.
Sebenarnya kata Febri, pembangunan Rumah Adat Melayu seyogyanya dilaksanakan di Desa Negeri Baru Kecamatan Benua Kayong. Namun karena sesuatu hal pembangunan di pindahkan ke Jalan Lingkar Kota Kecamatan Delta Pawan Ketapang.
Hanya saja katanya, guna kepentingan administrasi, rumah adat yang baru nantinya akan diberi nama Balai Cengkrame Majelis Budaya Melayu Ketapang.
Dipilihnya lokasi pembangunan Rumah Adat Melayu (MABM) di Lingkar Kota, merupakan hasil musyawarah atau kesepakatan dirinya dengan pengurus bersama ketua yang lama (Rustami Adnan), sekaligus mensingkrongkan program pemerintah daerah dimana seputar Jalan Lingkar Kota akan dijadikan sebagai daerah pariwisata budaya untuk semua Etnis yang ada di Kabupaten Ketapang, seperti, Etnis Dayak, Jawa, Tionghoa dan etnis lainnya.
“Alhamdulillah, lokasi tanah sudah ada dan sudah kita bayar senilai Rp 9 miliaran. Dan Alhamdulillah untuk biaya pembangunan, Pemda Kabupaten Ketapang APBD tahun 2024 ini telah menganggarkan Rp 6 miliar. Rumah Adat ini diberi nama Balai Cengkrame Majelis Budaya Melayu Ketapang,” papar Febriadi. .
Febriadi menyebutkan dalam waktu dekat akan dilaksanakan peletakkan batu perdana sebagai simbol pembangunan rumah adat, sambil menunggu Pemerintah Daerah mencabut SK di Negeri Baru untuk dialihkan ke Jalan Lingkar Kota Ketapang.
Selanjutnya Febri menceritakan bahwa dirinya dan bersama anggota Fraksi Golkar telah berhasil mengusulkan pembangunan sejumlah Rumah Adat Melayu di setiap Kecamatan, meski menurutnya ada terealisasi dan Ada juga yang belum.
“Pada umumnya sudah terealisasi dan ada juga yang belum. Pembangunan rumah adat yang belum dikarenakan persoalan sengketa tanah atau lokasi yang akan dibangun. Insya Allah dalam waktu yang tidak begitu lama ini semua persoalan tanah tersebut bisa kita selesaikan,” Beber Febriadi.
Pada pidato itu Febriadi juga memaparkan sejumlah program MABM Ketapang yang tersusun dan akan dilaksanakan pada waktu dekat yang di gandengkan dengan hari besar keagamaan. Febriadi mengajak semua kalangan untuk bergabung dan masuk kejajajaran pengurus MABM sebagai upaya mengembangkan, memajukan dan meningkatkan marwah melayu ke depannya.
Mengakhiri pidatonya, Febriadi menjelaskan dan memastikan bahwa Organisasi MABM Ketapang tidak berpolitik dan independen. Jika ada yang berpolitik dan tergabung pada partai tertentu, Febri memandang dan tidak memjadi masalah yang penting sifatnya personal bukan secara organisasi.
Seperti diketahui, M Febriadi sebelum dinobatkan sebagai ketua MABM pengganti antar waktu, dia menjabat Sekretaris MABM Ketapang Periode 2021-2026. M Febriadi juga Ketua Partai Golkar, juga, sebagai Ketua DPRD Kabupaten Ketapang dan saat ini digadang-gadang akan maju sebagai calon Bupati Ketapang pada Pilkada November 2024 mendatang.