Ketapang Kalimantan Barat, nusantaranews86.id – Pelayanan Kesehatan pokok utama yang menjadi perhatian serius ,maka dari itu Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Sandai .Tim Kesehatan Puskesmas keliling ke rumah rumah warga yang terdampak musibah banjir.
“Kegiatan Tim kesehatan Puskesmas Sandai ,sebagai langkah awal antisipasi dan siaga bagi warga yang wilayahnya terendam banjir .”Tim dipimpin langsung Ali Sahron ,S.Kep.Ners selaku Kepala UPTD Puskesmas Kecamatan Sandai “.Bersama Tim kesehatan Puskesmas mendatangi langsung ke rumah rumah warga yang terendam banjir untuk melihat langsung kondisi kesehatan warga .
“Ali Sahron ,S.Kep.Ners selaku Kepala UPTD Puskesmas Sandai mengatakan ,”Paparan bakteri atau virus yang terkandung dalam banjir bisa meningkatkan resiko penyakit tertentu menyerang ada . Jenis penyakit langganan saat banjir yang harus di waspadai di antaranya :
1.Penyakit Kulit ,”Menjadi salah satu gangguan Kesehatan yang sering menyerang pengungsi banjir .Genangan air juga beresiko menyebabkan seseorang mengalami gatal gatal pada permukaan kulit .
2.Diare ,”Penyakit ini bisa menyebabkan seseorang mengalami gejala berupa sakit perut BAB ,dan bisa menyebabkan pengidapnya mengalami demam , dehidrasi ,serta keluarnya cairan bercampur darah dan lendir dari tubuh .
3.Demam Berdarah ,”Penyakit ini bisa menyebabkan pengidapnya mengalami demam ringan ,atau demam tinggi ,sakit kepala parah , nyeri dibelakang mata ,nyeri otot , dan sendi serta muncul ruam .
4.Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) ,”Penyakit ini terjadi karena virus ,bakteri ,atau organisme lain yang muncul di lingkungan kurang sehat seperti banjir .
5.Malaria ,”Penyakit ini sering ditandai dengan gejala demam , menggigil ,dan merasa lemah serta mudah lelah.
“Selain itu Ali Sahron ,S.Kep.,Ners menghimbau kepada masyarakat paska bencana banjir ,”Pastikan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin .Di Posko Posko yang biasanya di sediakan saat banjir menyerang ,dengan begitu warga bisa mengetahui risiko penyakit lebih cepat dan menghindari penyebarannya , Pungkasnya .
Jurnalis : Evi Zulkipli.