Ketapang, Nusantaranews86.id – Setelah melalui seleksi yang cukup panjang, akhirnya lomba Design Logo Daerah Otonomi Baru (DOB) untuk Kabupaten Matan Hulu meliputi Kecamatan Jelai Hulu, Tumbang Titi, Pemahan, Sungai Melayu Rayak dan Nanga Tayap, ditetapkan sebagai pemenang lomba adalah Uti Nur Indra Kusuma S.Pd.
Kepada wartawan Indra Kusuma menerangkan, kemenangan dirinya adalah hasil kerjasama dengan Amega Digital Printing di bawah pimpinan Deni Maulana.
“Lomba tersebut diikuti 50 peserta. Alhamdulillah, hari ini Sabtu 24 Juni 2023, panitia mengumumkan kami sebagai pemenang lomba Design Logo Daerah Otonomi Baru ini,” aku Indra Kusuma, Sabtu, (24/06/23).
Menyadari sebagai orang baru dan mempunyai keterbatasan pengalaman, Indra Kusuma mengucapkan terima kepada Uti Muhammad Ihsan selaku pengurus Persatuan warga Riam danau Serantau (PEWARIS) yang telah mendukung dan memberikan arahan dalam mendeskripsikan logo tersebut.
Ucapan terima kasih dia sampaikan pula kepada Hj Budi Rahayu, Anggi Arifudin, Paulus Sudaryo dan pihak lainnya atas semua dukungan dan support yang diberikan.
“Terima kasih juga saya ucapkan kepada Yang Mulia Ir H Gusti Kamboja, MH, Kanda Agus Kurniawan selaku peneliti dan penulis sejarah Kabupaten Ketapang. Saya berharap logo ini akan menjadi sejarah dalam pemekaran dari Kabupaten Induk (Ketapang), ke wilayah baru yaitu Kabupaten Matan Hulu nantinya.” kata Indra Kusuma.
Lebih lanjut dikatakan, setiap design yang ada, bentuk dan warna logo terdapat deskeripsi dan penjelasan beserta maknanya berdasarkan catatan sejarah.
Seperti terbentuknya lambang Matan Hulu, digali dari cerita masa Pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1936, salah satu daerah (Afdeling) yang merupakan bagian dari Keresidenan kalimantan Barat (Residente Western Afdeling Van Borneo). Meliputi Sukadana (sekarang Kabupaten Kayong Utara), Matan Hilir berkedudukan di Ketapang dan Matan Hulu berkedudukan di Tayap, yang mana sekarang akan menjadi DOB yang berkedudukan di Tumbang Titi.
Filosofi Sejarah Matan Hulu yaitu Kecamatan Jelai Hulu, menurut sejarahnya menerangkan bahwa di sana adalah daerah perbatasan antara Kerajaan Matan dan Kesultanan Kotawaringin yang meliputi daerah aliran sungai Jelai sampai ke Kuala Jelai, dan orang dulu mengenalnya sebagai wilayah Kerajaan Jelai Sekayu.
“Daerah ini paling ujung di wilayah cikal bakal Kabupaten Matan Hulu,” kisah Indra Kusuma
Selanjutnya, untuk Kecamatan Tumbang Titi mempunyai sejarah tersendiri. Tumbang Titi adalah tempat yang mana mejadi daerah pertempuran rakyat Tanah Kayong dalam Perang Laskar Kedang dan Sungai Limat yang tidak terima akan penerapan pajak Blasting dari Belanda.
Disana (Tumbang Titi) juga terdapat beberapa Tokoh Pemimpin Pejuang seperti Uti Usman, Raden Jauhari, Gusti Muhammad Said serta Tokoh Ulama.
Sementara sejarah Kecamatan Pemahan mengisahkan bahwa jaman dahulu ada daerah bernama Pembihingan. Di sana terdapat seorang tokoh rakyat, berani dan gagah Perkasa melawan Penjajahan.
Sosok itu bernama Tentemak. Dalam perjuangannya Tentemak dibantu Pasukan Suku Dayak dari wilayah Pengatapan. Diantara tokoh Dayak tersebut bernama Patih Gumantar dan Panglima Pantas.
Mereka bertempur bersama menumpas Penjajahan Belanda, dan di daerah itulah akan menjadi cikal bakal Kabupaten Matan Hulu.
Sedangkan sejarah Sungai Melayu Rayak mengisahkan, di daerah tersebut telah terjadi pertempuran dengan Belanda.
Dimana awal kedatangan Belanda kata Indra Kusuma, melalui Sungai Abut Bekake yang menyusuri jalan setapak Laman Jairan.
Belanda waktu itu bertujuan akan mendirikan Tengsi Militer di Tumbang Titi. Namun niat kompeni itu ditolak warga setempat. penolakan tersebut melahirkan pertempuran di Wilayah Sungai Melayu yang menewaskan Kapten Bintang Lima Belanda, Alexander Brands.
Untuk Kecamatan Nanga Tayap dalam sejarahnya, pada masa kerajaan Matan Wilayah Tayap pernah ada Kerajaan Matan III yang pusat pemerintahanya di Tanah Merah, dipimpin seorang Raja bernama Sultan Kamaluddin Muazidinsyah yang bergelar Panembahan Tiang Tiga.
“Jadi sekali lagi saya sampaikan, setiap design pada bentuk dan warna logo yang di gambarkan di atas, terdapat deskeripsi dan maknanya berdasarkan catatan sejarah,” ucapnya seraya menerangkan bahwa logo tersebut belum disempurnakan, akan dipatenkan bersama panitia pemekaran Kabupaten Matan Hulu nantinya
“Pergi ke kampung mencari gaharu, Ikan Paten bumbunya sudah disiapkan, Kami mendukung Daerah Otonomi Baru, Kabupaten Matan Hulu siap digaungkan,” tutup Indra Kusuma dengan sebuah pantun.