Hijaukan Nibung Lestari, YARI Ajak Stakeholder Kolaborasi

Ketapang, Nusantaranews86.id – Yayasan Amfibi Reptil Indonesia (YARI) menginisiasi gerakan penghijauan dengan menanam 150 bibit pohon di tempat wisata Air Terjun Nibung Lestari. Dipilihnya daerah wisata ini karena tempat wisata tersebut dipandang sedang naik daun dan saat ini sangat ramai dikunjungi.

Guna menyuksekseskan gerakan penghijauan, pihak Yayasan menghimbau dan mengajak seluruh stakeholder untuk tetlibat penanaman, seperti seluruh Komunitas Pecinta Alam Se-Kabupaten Ketapang dan Kayong Utara.

Kegiatan penanaman tersebut adalah bagian acara guna memeriahkan dan menyikseskan HUT YARI, di rayakan selama 2 hari 1 malam di Dusun Sebuak, Nanga Tayap Kabupaten Ketapang tepatnya di Air Terjun Nibung Lestari, Sabtu dan Minggu (25-26 Méi 2024).

Bacaan Lainnya

Selama kegiatan Yayasan Amfibi Reptil Indonesia juga membuat Sharing Interaktif pada malam hari dimana pematerinya terdiri dari Kepala UPT KPH Ketapang Selatan, Kuswadi, ketua Forum Pemuda Pelopor Kalimantan Barat, Jamaludin dan Rudi Hartono salah satu Peraih Penghargaan Kalpataru.

Yang menarik pada acara tersebut dimana salah satu dari Pematri Kepala KPH Ketapang Selatan ikut hadir dan berkemah bersama tanpa memisahkan tenda dengan kerumunan peserta.

Terdengar suara gemercik air terjun nan indah seakan merestui dan menyambut hangat 137 peserta peserta dari KPA se-kabupaten Ketapang dan Kayong Utara menyemarakkan HUT YARI pada malam minggu itu.

Eka Tri Prasetiya selaku Pendiri Yayasan berharap, adanya kegiatan camping penghijauan dan sharing interaktif masyarakat merasakan dampak seperti size efek peningkatan ekonomi karena adanya peserta berbelanja disana.

“Demikian juga terhadap peserta, setidaknya peserta merasakan dampak positif dari ilmu yang di berikan pemateri serta menikmati alam yang penuh sahabat,” ucap Eka, Selasa (28/05/24).

“Keberhasilan giat ini karena adanya suport penuh oleh semua pihak dan sejumlah sponsor,” sambungnya.

Sementara Rudi Hartono selaku pemateri berharap semoga kegiatan ini bisa di duplikasi oleh kabupaten lain. Hal itu dikarenakan keterlibatan antara Institusi dan kelompok masyarakat lapisan bawah sangat jarang terlihat.

“Berbeda dengan KPH Ketapang Selatan yang mau melibatkan diri dan mendengarkan keluhan anak-anak pecinta alam bahkan rela mau tidur di hutan bersama mereka,,” imbuhnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *