Harga Anjlok Parah, Petani Pekebun Di Tanjab Timur Menjerit

Tanjung Jabung Timur, nusantaranews86.id – Anjloknya harga komoditi perkebunan seperti pinang dan kelapa lokal, membuat para petani menjerit.

Sejak beberapa bulan belakangan, harga pinang dan kelapa lokal dinilai mengalami penurunan cukup parah, yang biasanya harga pinang di jual dengan harga standar Rp 10.000/kg tergantung kualitas namun saat ini tinggal berkisar Rp.3000/kg. Dan untuk kelapa lokal yang biasanya berkisar Rp.2000 hingga Rp.2500/buah, saat ini tinggal berkisar Rp.1000.

Saat disambangi dikediamannya, Tubi Salah satu anggota kelompok tani Sumber Jaya di Desa Bunga Tanjung Kecamatan Nipah Panjang Kabupaten Tanjung Jabung Timur – Jambi menyebutkan, turunnya harga komoditi pinang dan kelapa lokal sudah tidak imbang lagi dengan kebutuhan yang ada, turunnya harga hingga berkisar 3000an/kg untuk pinang dan 1000an/buah untuk kelapa dinilai sudah sangat parah sehingga membuat masyarakat petani menjerit.
“Kalau dulu, harga kelapa tidak kurang dari 2000, dan harga pinang tidak kurang dari 10.000, “ungkap Tubi, Selasa (15/11/2022).

Lanjut Tubi, dengan harga pinang dan kelapa saat ini, membuat warga enggan mengambil hasil kebun pinang karena dianggap sudah tidak sesuai dengan biaya yang dikeluarkan, apalagi bila menggunakan pupuk nonsubsidi seperti dirinya, yang selama ini selalu menggunakan pupuk nonsubsidi karena tidak pernah mendapatkan pupuk subsidi.
“Untuk biaya kupas pinang saja sudah tidak sesuai, dimana-mana keluhan sama di Kabupaten ini, dan selama saya hidup baru kali ini mengalami harga anjlok yang parah, kalau dulu meskipun harga murah masih diimbangi sebanding dengan nilai ekonomis kita yang relatif murah, “ujarnya.

Tubi berharap, terkait harga pinang dan kelapa agar bisa kembali standar, mengingat kebutuhan masyarakat semakin tinggi, sehingga tidak sesuai dengan pendapatan petani, apalagi saat ini harga pupuk dan harga racun juga turut melambung.
“Itukan seharusnya hak kami untuk diperjuangkan sebagai seorang petani, harus diimbangi dengan harga pendapatan, penghasilan kami harus naik, kalau pendapatan kami naik, mau harga pupuk dan racun naik tidak masalah bagi kami, “pungkasnya.

Penulis : Doni Riyadi.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *