Ketapang-Kalimantan Barat, Nusantaranews86.id -Meski usianya belum setahun, atap plafon ruang kelas dan perpustakaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Kecamatan Matan Hilir Selatan (MHS) Kabupaten Ketapang-Kalbar ambruk ke lantai.
Proyek bangunan yang terlahir dari APBD Provinsi Kalbar tahun 2022 senilai Rp 486 jutaan itu, sontak saja mengagetkan masyarakat setempat dan mengganggu proses belajar dan mengajar.
Musibah tersebut diketahui setelah vidio seorang warga tersebar luas di media sosial. Dalam video itu selain menayangkan suasana lokasi musibah, si-pembuat video menjelaskan terjadinya musibah pada hari Rabu, 15 Februari 2023 dan memastikan ambruknya plafon tidak mengakibatkan korban jiwa.
Video berdurasi 35 detik itupun seraya memperlihatkan gambar meja kursi tertimpa serpihan dan ruangan berserakan, terdengar sang pembuat video menyiarkan atas runtuhnya atap plafon dikarenakan hujan disertai tiupan angin yang sedikit kencang.
Video juga memperlihatkan kondisi plafon dan kerangka atap yang terbuat dari baja ringan setelah ambruk. Meski demikian secara keseluruhan bangunan sekolah terlihat aman.
“Ada yang cedera sedikit karena mencoba menyelamatkan diri, lompat dari jendela, keluar dari ruangan kelas ini,” terang dia dalam video.
Menjawab pertanyaan sejumlah media, Komite Sekolah SMKN 1 Matan Hilir Selatan, Komarudin, membenarkan kejadian tersebut. Ia menyebut kerusakan plafon itu karena faktor alam.
Komite sekolah akan memperbaiki kerusakan dan pihaknya akan berkoordinasi dan meminta petunjuk pada Dinas Pendidikan Provinsi Kalbar.
Dalam hal ini Komarudin menjelaskan pihaknya hanya penanggungjawab proyek. Komite Sekolah telah menunjuk pihak ketiga PT Khatulistiwa Mandiri sebagai pelaksana proyek tersebut. Dan dikatakan dia bahwa status Proyek telah selesai namun masih dalam masa pemeliharaan.
“Saat ini, guna kelancaran proses belajar mengajar, kita menumpang dulu di tempat yang telah kita sepakati pihak sekolah dan komite,” kata Komarudin mengakhiri, Jum’at (17/02/23).
Sejumlah pihak berpendapat, komite sekolah sudah sewajarnya bertanggung jawab atas musibah runtuhnya plafon yang baru seumur jagung itu.
“Aneh kan.., biasanya angin kencang berdampak terhadap atap bangunan, namun sekarang plapon pula yang jadi korban,” cetus mereka.(Tris M).