Tanjung Jabung Timur (Jambi), nusantaranews86.id – Sosok perempuan kerap dianggap kaum lemah, dan menjadi perbincangan karena dianggap tidak layak dan tidak mampu untuk menjadi seorang pemimpin.
Jangan salah. Dewasa ini, sosok perempuan bukanlah menjadi suatu penghalang dan sudah tidak asing lagi. Bahkan, banyak terbukti sosok perempuan yang telah memberikan pengabdian dengan menunjukkan kemampuan dalam memimpin, ditambah dengan adanya persamaan jender.
Terkait kelayakan seorang perempuan dalam menjadi sosok seorang pemimpin disampaikan juga oleh Miarni Yuliana, S.Ip, Kamis (06/06/2024).
Aktivis dan juga bagian dari Tim Dilla Hich tersebut menuliskan, dalam konteks modern saat ini, pertanyaan mengenai kelayakan dan kemampuan perempuan menjadi pemimpin tidak hanya relevan, tetapi juga sangat penting untuk dijawab. Miarni dengan tegas menyatakan, bahwa perempuan tidak hanya layak, tetapi juga sangat mampu menjadi pemimpin di berbagai sektor kehidupan.
*1. Potensi dan Kecerdasan Perempuan*
Perempuan memiliki potensi dan kecerdasan yang sama dengan laki-laki. Banyak penelitian menunjukkan bahwa perempuan memiliki kemampuan berpikir kritis, empati, dan keahlian komunikasi yang tinggi. Kualitas-kualitas ini sangat penting dalam kepemimpinan yang efektif. Dalam banyak kasus, pemimpin perempuan telah menunjukkan hasil yang luar biasa baik di dunia bisnis, politik, pendidikan, maupun sektor lainnya.
*2. Kepemimpinan yang Inklusif dan Kolaboratif*
Salah satu keunggulan kepemimpinan perempuan adalah pendekatan yang inklusif dan kolaboratif. Perempuan cenderung lebih peka terhadap kebutuhan dan aspirasi orang-orang yang mereka pimpin, serta lebih terbuka terhadap berbagai perspektif. Ini memungkinkan terciptanya lingkungan kerja yang harmonis dan produktif, serta pengambilan keputusan yang lebih bijaksana dan menyeluruh.
*3. Teladan yang Inspiratif*
Perempuan pemimpin seperti Angela Merkel, Jacinda Ardern, dan Malala Yousafzai adalah contoh nyata bagaimana perempuan dapat memimpin dengan bijak, tegas, dan penuh inspirasi. Di Indonesia sendiri, kita memiliki banyak tokoh perempuan yang menjadi teladan, seperti:
– *Sri Mulyani Indrawati*, Menteri Keuangan Indonesia, yang dikenal atas kebijakannya yang tegas dan reformasi ekonomi yang berdampak positif.
– *Tri Rismaharini*, mantan Wali Kota Surabaya dan kini Menteri Sosial Indonesia, yang dikenal atas kepemimpinannya yang inovatif dan pro-rakyat.
– *Retno Marsudi*, Menteri Luar Negeri Indonesia, yang telah berhasil memperjuangkan kepentingan Indonesia di kancah internasional dengan diplomasi yang kuat dan efektif.
Mereka tidak hanya memimpin dengan keberanian dan integritas, tetapi juga menjadi teladan yang menginspirasi jutaan perempuan di seluruh Indonesia untuk percaya pada kemampuan diri mereka sendiri.
*4. Kontribusi terhadap Kesetaraan Gender*
Ketika perempuan memimpin, mereka secara langsung dan tidak langsung berkontribusi pada kesetaraan gender. Kepemimpinan perempuan membantu menghancurkan stereotip dan prasangka yang telah lama mengakar dalam masyarakat. Ini membuka jalan bagi generasi mendatang untuk memiliki akses yang sama terhadap peluang kepemimpinan, tanpa dibatasi oleh gender.
*5. Tantangan dan Solusi*
Tentu saja, perempuan masih menghadapi berbagai tantangan dalam mencapai posisi kepemimpinan, seperti diskriminasi gender, ketidakseimbangan pekerjaan-rumah, dan kurangnya dukungan struktural. Namun, dengan terus mendorong pendidikan, kesadaran, dan kebijakan yang mendukung kesetaraan gender, kita dapat mengatasi hambatan-hambatan ini.
Saya rasa Mak Ngah Dillah Hich sangat pantas untuk menjadi pemimpin di Tanjung Jabung Timur dalam Pilkada mendatang. Dengan pengalaman, integritas, dan dedikasinya, beliau memiliki semua kualitas yang dibutuhkan untuk membawa perubahan positif dan kesejahteraan bagi masyarakat. Kepemimpinannya yang inklusif dan penuh empati akan menjadi aset berharga bagi pembangunan daerah ini.
Dalam kesimpulannya, tim milenial Dillah Hich melalui pernyataan Miarni menegaskan bahwa perempuan tidak hanya layak dan mampu menjadi pemimpin, tetapi juga sangat diperlukan dalam berbagai posisi kepemimpinan untuk menciptakan dunia yang lebih adil, inklusif, dan sejahtera. Dengan terus mendukung dan mendorong perempuan untuk mengambil peran kepemimpinan, kita bergerak menuju masyarakat yang lebih baik dan lebih setara.